oleh

Gempa Turki, Ratusan Kontraktor Ditahan, Pelajaran Bagi Para Insinyur Indonesia

Oleh Yohanes Wempi (Ketua Umum PC PII Kota Padang)

Gempa Turki begitu dahsyat, semua gedung-gedung, bangunan bertingkat runtuh yang menyebabkan kematian puluhan ribu orang serta ratusan ribu orang luka-luka. Semua orang akan berduka, bencana kemanusiaan yang besar.

Dampak dari gempa ini ternyata memberi ekses terhadap dunia konturksi dimana, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay kemarin (12/2) mengatakan, pihak berwenang telah mengidentifikasi 131 orang kontraktor, arsitek, dan insinyur yang dicurigai bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa dari ribuan bangunan akibat gempa.

Sebanyak 113 surat perintah penangkapan sudah dikeluarkan. Hingga kemarin, 14 orang sudah ditahan. Jaksa berencana melakukan 33 penahanan lagi. Dan para insinyur, pihak kontraktor telah dituduh menyebabkan gedung ini mudah runtuh.

Mengutip berita internasional, salah satu yang ditahan adalah Mehmet Yasar Coskun, seorang kontraktor yang membangun kompleks perumahan kelas atas 12 lantai di Antakya. Bangunan itu termasuk yang runtuh saat gempa. Dia ditangkap di Bandara Istanbul saat hendak naik pesawat ke Montenegro.

Blok perumahan yang berisi 249 apartemen tersebut baru selesai satu dekade lalu. Menteri Lingkungan Hidup Murat Kurum mengatakan, berdasarkan penilaian awal, ada 24.921 bangunan yang telah runtuh atau rusak berat akibat gempa.

Para pemimpin, tokoh yang kritis terhadap pembangunan telah lama menuduh pihak pemerintah tidak menegakkan peraturan bangunan dan gagal memperhitungkan hasil aturan khusus yang diberlakukan setelah gempa Izmit 1999 untuk memastikan blok apartemen dan kantor lebih tahan gempa.

Melihat banyak pihak didunia kontruksi yang ditangkap paska gempa Turki memberikan pelajaran bagi para insinyur Indonesia yang hari ini giat-giatnya membangun sesuai Program Presiden Jokowi.

Penulis selaku pihak yang mewadahi semua insinyur menyarankan agar semua patuh terhadap aturan keinsinyuran, aturan kontruksi lainnya yang berlaku.

Sudah saatnya wajib menjalani tahap-tahap pembanguan secara profesional. Apalagi Indonesia berada didaerah rawan gempa, rawan bencana banjir akibat kerusakan lingkungan. Barang tentu semuanya harus terstandarisasi dengan benar.

Kita ambil pelajaran dari gempa Turki dimana 131 orang kontraktor, arsitek, dan insinyur yang dicurigai bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa dari ribuan bangunan akibat gempa. Jangan bencana kemanusiaan berasal dari salah kerja, salah perlakuan para insinyur[*].

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed