Oleh Bagindo Yohanes Wempi
Dalam tiga hari ini dimedia cetak, maupun elektronik beredar berita hasil Survei Indikator Politik Indonesia didaerah Sumatera Barat dan Nasional, cukup viral beritanya, secara tidak langsung memang sengaja dibuat heboh untuk mencuci pemikiran orang awak Minang terhadap politik kekinian.
Dokumen presentasi Survei Indikator Politik Indonesia itu beredar digroup WA, Instagram dan lainnya, seolah semua mata disuruh membaca dan mengakui bahwa hasil survei ini seolah benar dan perlu dinikmati.
Bacaan Penulis Survei Indikator Politik Indonesia di Sumatera Barat menyatakan Partai Gerindra memiliki elektabilitas tertinggi per Juli 2023 dan hebat.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membuntuti Gerindra di urutan kedua.
Sementara itu, elektabilitas PDIP sangat minim di Sumatera Barat atau dinyatakan akan tidak dapat kursi lagi, sama dengan PPP, PKB, dan partai baru lainnya.
Dalam penjelasannya katanya Indikator Politik Indonesia melakukan survei elektabilitas partai dengan dua jenis simulasi, dan dipaparkan hasilnya (bukak digoogle).
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 26 Juni hingga 10 Juli 2023. Melibatkan 1.620 responden dengan diwawancara secara langsung. Tapi Penulis tidak tahu apakah pewawancaranya berjengot, juga merokok atau tidak?.
Andaikan surveyor atau personi yang mewawancarai itu tidak berjenggot dipastikan hasil survei akan mengalahkan partai Islam, berpengaruh dari jawaban orang awak yang suka angkek Talua.
Kata Metode yang digunakan multistage random sampling. Margin of error kurang lebih 2,7 persen dan hasilnya diuraikan lengkap didokumen tersebut.
Tapi dari paparan dan data dokumen yang beredar tersebut, membuat Penulis senyum-senyum, dan ini hasilnya memang riel sepertinya terhadap kinerja Gubernur Sumatera Barat, namun tidak dengan partainya (PKS) Buya Mahyeldi, PKS cuma dikasih nomor dua, persentase kecil.
Data yang jujur itu, dari hasil survei juga menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Buya Mahyeldi tinggi sebesar 92,7%.
Artinya masyarakat Sumbar lebih dari 90%an senang dengan kinerja pemerintah provinsi Sumbar atau Gubernur Sumatera Barat berkinerja secara baik dalam pelaksanaan pemerintahan di Provinsi Sumatera Barat.
Kesimpulan dapat dilihat dari Survei Indikator Politik Indonesia tersebut, 92,7% uraian diatas dengan rincian sebagai berikut, sekor sangat baik 2,2%, baik 47,5%, sedang 41,2, buruk 7,3%, sangat buruk 0,1%, tidak tahu/jawab 1,7%.
Hasil rincian tersebut dari pertanyaan bagaimana bapak/ibu melihat kondisi pelaksanaan pemerintahan di Provinsi Sumatera Barat sekarang ini?…(%).
Namun pertanyaan diatas menurut Penulis juga tidak tepat kalau dilihat dari hasil survey nasional lainya seperti hasil survey Jokowi yang menyatakan tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah Jokowi tinggi.
Mau jujur seharusnya pertanyaan dalam quisioner survei Indikator Politik Indonesia adalah bagaimana bapak/Ibu/Saudara(i) melihat kondisi pelaksanaan kinerja pemerintahan di Provinsi Sumatera Barat sekarang ini?, Jawabanya puas, atau tidak puas seperti hasil survey Jokowi.
Penulis menerka jika dibuat pertanyaan seperti yang dimaksud terakhir maka nanti hasilnya 90% responden atau masyarakat Sumbar mengatakan puas dengan kinerja Gubernur Sumatera Barat.
Jika hasilnya 90% puas dengan kinerja Buya Mahyeldi maka tidak logis disandingkan dengan PKS nomor dua didalam survey ini karena Buya Mahyeldi merupakan Ketua DPW PKS Sumatera Barat dan kader PKS yang siap diluncurkan menjadi Mentri, jika Anies Baswedan menjadi Presiden, menang mayoritas ditengah orang Minangkabau.
Jadi tukang bayar atau bos bohir tukang pesan Survei Indikator Politik Indonesia sangat cerdik, sehingga pertanyaan diatur sedemikian rupa, agar hasilnya partai pemilik modal tukang survey selalu diatas.
Apalagi Survei Indikator Politik Indonesia seperti sengaja dirilis ketika Anies Baswedan datang di Sumbar untuk memperkuat mesin politik PKS saat ini[*].
Komentar