Pasaman Barat, Sumbartoday.co.id | Guna merajut jiwa dan semangat kebersamaan di tengah masyarakat. Selasa (14/11),, pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Sumatera Barat, melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev) ke FKUB Pasaman Barat.
Kunjungan monitoring dan evaluasi FKUB Sumatera Barat, yang dipimpin Ketuanya, Prof. Duski Samad, ddikuti empat unsur pengurus FKUB Sumatera Barat yang lain. Pertemuan pengurus FKUB provinsi dengan ketua bersama jajaran FKUB Pasaman Barat dilaksanakan di ruang kerja kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Simpang Empat.
Selain Ketua FKUB Pasaman Barat, Suharjo, sekaligus sebagai Pelaksana Harian (Plh) kepala kantor, pertemuan Tim Monev FKUB Sumatera Barat dengan pengurus FKUB Pasaman Barat di ruang kerja kepala kantor itu, juga diikuti Kasubbag Tata Usaha, Sufrinas, Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Ronaldi, Penyelenggara Zakat Wakaf, Asriwan, Parmohonan Simamora, dan Pranata Humas, Gusmizar.
Ketua FKUB Pasaman Barat, Suharjo, menyampaikan, atas nama pribadi, pengurus FKUB, keluarga besar Kantor Kementerian Agama, dan masyarakat Pasaman Barat, pihaknya mengucapkan terima kasih, atas kunjungan pengurus FKUB Sumatera Barat ke daerahnya.
Selain sebagai daerah yang berada di kawasan pesisir pantai barat Sumatera, ulas Kasi PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah) Kantor Kementerian Agama itu, Pasaman Barat berpenduduk multi adat, agama, dan didiami tiga etnis, yaitu Penduduk yang tergabung dalam etnis Minangkabau, etni Jawa (dikenal dengan kawasan transmigrasi), dan dari etnis Mandailing (di dalamnya terdapat kelompok Mandahiling, Tapanuli, dan berasal dari Batak).
Dari segi agama, jelas Plh. Kepala Kantor itu, warga Pasaman Barat beragama Islam, Katolik, Protestan, dan sebahagian beragama Buddha. Khusus warga Pasaman Barat yang beragama Buddhis, berada di kawasan perkebunan yang dikelol PT Agrowisata, Sungai Aur, Kecamatan Sungai Aur.
Dijelaskan Suharjo, yang dikuatkan Sufrinas, dan Ronaldi, selain memiliki keberagaman etnis, dan budaya. Apakah dalam bentuk suku, agama, dan adat istiadat. Namun seluruh warga Pasaman Barat menjunjung tinggi Pancasila dan Kebhinnekaan, dengan prinsip gotong royong dan kebersamaan.
Ketua FKUB Sumatera Barat, Duski Samad, pada kesempatan itu menyampaikan, agar Sumatera Barat, termasuk Pasaman Barat maju, semua tokoh baik tokoh agama, tokoh adat, niniak mamak, alim ulama, bundo kanduang harus terbuka terutama dalam menghadapi permasalahan. Permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan sehingga konsep kerukunan dapat dijalankan.
“Para tokoh dengan keterbukaan pikiran menghadapi permasalahan, termasuk terbuka dalam menerima kedatangan investor yang ingin melakukan investasi di Kabupaten Pasaman Barat. Kami selalu bersama, dan bagaimana kerukunan umat beragama ini kita terapkan di kabupaten masing-masing sehingga kita aman nyaman,” kata profesor itu.
Kemajemukan warga, multi etnis, agama dan budaya di Pasaman Barat, tambah Duski Samad, merupakan aset bangsa, yang harus dipertahankan. Pasaman Barat, juga dikenal dengan adanya Desa Sadar Kerukunan. Desa sadar kerukunan itu berada di Kampung II Mahakarya, Kecamatan Luhak Nan Duo.
(gmz)
Komentar